Sebelum pulang ke Indonesia, terlebih dahulu gua udah searching
tentang daerah mana aja yang bakal gua datengin selama di Indonesia. Dari
sekian banyak yang gua gugel, pilihan mengerucut ke beberapa objek wisata saja
yang menurut gua lagi hits banget sekarang, diantaranya bromo, sempu, tanah
baluran, pulang menjangan, kawah ijen dan lain-lain. Gua akui, berbagai program
jalan-jalan yang bertebaran di acara televisi kita,turut mendongkrak
popularitas objek wisata tersebut. Cukup lama gua berpikir dan berdiskusi
dengan travel-mate gua,sampe akhirnya kita menetapkan bakal kemana kaki kita
melangkah. Oh iya,kebetulan Travel-mate gua adalah pacar sekaligus sahabat
sekaligus teman sendiri,yaitu si Indi Similikiti..hahahahaha :p
Setelah berdiskusi dengan si Indi
kira-kira semenit doang, akhirnya kita memutuskan Bromo sebagai destinasi awal
rencana liburan kita. Si Indi sendiri punya cuti yang kalo diitung ampe dia
ngantor lagi, itu bisa dapat 8 hari. Dengan estimasi maksimal hanya 2 hari stay
di Bromo, kita cukup kebingungan untuk menentukan destinasi selanjutnya.
Menurut gua, dari kandidat destinasi yang gua sebutkan diawal tadi, hanya Bromo
lah yang memungkinkan untuk dikunjungin dari segi jumlah orang, transport, dan
biaya. Akhirnya kita menambahkan 3 kota laen sebagai destinasi kita, yaitu,
Malang (kebetulan kita bakal mampir dikota ini sebelum lanjut ke Bromo),
Surabaya, dan Bali.
Destinasi, udah
Itinerary, udah
Tiket, udah
NOW,LETS FUCKIN' GO!
Disuatu senja bertanggal 23 bulan
September tahun 2014, gua sibuk memperhatikan jam gua yang menunjukkan waktu
hampir jam setengah enam sore, sembari mata gua fokus menatap ke segala arah.
Waktu berjalan terasa cepat, pikiran udah mulai kalut, tak henti-hentinya gua
memainkan blackberry gua, seiring dengan waktu keberangkatan kereta yang
semakin dekat, dan gua masih menunggu seseorang di loket pembelian tiket,
diluar gate keberangkatan.
Yapp,orang yang dimaksud adalah si Indi
yang masih on the way dari kantornya di Sudirman-__-
Setelah disepakati sebelumnya, berhubung
keberangkatan kereta yang jam 6, dan bubaran kantor si Indi yang jam 5, si Indi
janji bakal dismiss lebih awal dari kantornya, yaitu maksimal jam setengah 5.
Tetapi apa daya, karena kerjaan doi lumayan banyak pada hari itu, jam hampir
menunjukkan jam 5 ketika dia baru keluar dari kantornya dan mulai mencari ojek.
Pikiran gua mulai gak tenang dan bawaannya udah kesel aja, karena takut bakal
ketinggalan kereta, mana tiket kereta nya dengan si Indi
lagiii..ehh..buahahahhahahahaha :p
Akhirnya si Indi sampe jam 5:45 lebih,
kita check in buru-buru, lari ke gate keberangkatan kek orang gila, dan
akhirnya baru bisa tenang setelah duduk didalam kereta. Malang, we're coming!
Butuh waktu hingga 14 jam,sampe akhirnya
kita sampe di stasiun kotabaru Malang. Begitu keluar dari stasiunnya telah
banyak orang yang menawarkan transport untuk ke berbagai macam destinasi wisata
di sekitar Jawa Timur, seperti Bromo dan Semeru contohnya. Sesuai itinerary,
gua bakal menginap satu hari di Malang .
Gaya kita sesampainya di Malang :p
|
Menghabiskan waktu di Malang, tidak lengkap rasanya kalo tidak
mencoba kulinernya. Walaupun gua bukan tipikal yang suka nyobain kuliner
setempat ketika travelling, tetapi kali ini gua sempetin untuk mencoba makanan
khas Malang, yaitu Bakso Arema Khas Malang. Ketika gua masih di Pekanbaru,
saban hari, gua selalu makan nih Bakso yang selalu lalu lalang dikompleks rumah
gua ketika sore hari.
Tetapi bagaimana rasanya makan bakso khas
Malang ditempat daerah asalnya?
Menurut gua biasa aja, dan bahkan rasanya
menurut gua masih lebih enakan yang lewat di depan rumah gua..hahahahahah :p
Setelah beristirahat sejenak, gua
melanjutkan perjalanan ke Kusuma Agro Wisata yang terletak di Batu, yang
berjarak sekitar 30 menit dari Malang. Di tempat ini, wisata yang ditawarkan
adalah layanan wisata petik buah langsung untuk berbagai hasil perkebunan,
seperti Apel, Jeruk, dan buah-buahan bebas pestisida lainya. Selain wisata
petik, wisata ini juga menawarkan wahana outbound seperti mengendarai
ATV, flying fox dan lainnya. Tapi berhubung paket ini tidak termasuk dalam
tiket masuk, jadi kita skip dulu,mending duitnya diskip untuk hal yang berguna
lainnya :p
Memetik buah dengan latar belakang
gunung Arjuna :p
|
Tidak
lupa sebelum meninggalkan tempatnya, gua membeli oleh-oleh untuk sanak famili.
Karena ini baru hari pertama dari total 8 hari trip gua, jadi gua memutuskan
untuk membeli oleh-oleh yang simple saja, yang bisa diselipin di carriel gua.
Gua langsung teringat si mamake yang doyan menanam bunga dan langsung saja gua
memutuskan untuk membeli bibit bunga. Setelah mendengarkan presentasi dari
mas-masnya lengkap dengan display kalo udah gedenya, akhirnya pilihan gua
mengerucut ke satu bibit bunga. Gua lupa bibit bunga apa,tapi lumayan mahal
sebungkusnya, yaitu 100 ribu. Selang beberapa bulan, gua menanyakan kembali
nasib bibit bunga yang gua kasih ke mamake, dan mamake pun menjawab "yan,
bibit bunga nya gak mama pake, habis ribet cara nanamnya mama baca di
bungkusnya.." buahahahahahahahahahahahah...100 ribu melayangg :') tapi gak
apa apa deh, asalkan si mamake senang :p
Bunga-bunga di taman >_<
|
Keesokan harinya, gua bangun lebih awal, untuk mempersiapkan semua
hal yang dibutuhkan sebelum kita melanjutkan perjalanan ke Bromo. Karena si
Indi backpack nya cuman Jansport, alias Daily Backpack yang emang bukan
didesain untuk travelling, beberapa barang si Indi, gua transfer ke carriel
gua. Untuk barang yang bakal digunain secara frequent, seperti powerbank,
tissue, handuk, dan lainnnya, gua pack di tasnya si Indi sehingga jadi lebih
mudah diaksesnya ketika mau dipakai dibanding harus membongkar carriel yang
segede gaban.
Dari Malang kita langsung menuju
Probolinggo melalui Terminal Arjosari. Tidak susah untuk mendapatkan bus tujuan
Probolinggo karena memang banyak operator bus untuk tujuan tersebut.
Sesampainya di terminal Bayuangga Probolinggo, sesuai artikel yang gua baca,
gua harus langsung menuju front gate terminal ini untuk melanjutkan perjalanan
gua menuju Cemoro Lawang,yaitu desa terakhir sebelum gunung Bromo.
Sesampainya disana, gua langsung
dihampirin tukang ojek untuk menawarkan jasa ke "atas".tetapi gua
menolak dengan halus, karena gua lebih memilih bus, sesuai dengan itinerary
gua. Lagipula dengan biaya bus yang cukup murah yaitu 25 ribu, gua udah bisa
duduk santai, sambil menikmati pemandangan indah tanpa harus menggendong carriel
yang segede gaban. Dan benar saja, dengan melanjutkan jalan beberapa langkah,
akhirnya gua disamperin dengan mas-mas yang siap mengantar kita untuk naik ke
atas. Tanpa basa-basi gua langsung menaikkan carriel gua serta bawaan kita yang
laen ke dalam bus. Setelah siap sedia, gua pun bertanya ke pada Mas nya dengan
sopan,
"Mas, kita udah siap nih,jadi kapan
kita berangkat?"
"Tunggu ampe penuh mas,kita langsung
berangkat!"
FAAKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK
Bus yang berisi 15 seat ini, belum ada
terisi setengahnya dan penumpang nya cuman gua, si Indi, dan seorang kakek tua
yang membawa barang pecah belah. Setelah dua jam berlalu, gua udah mulai gak
sabar dengan situasi yang ada. Gua memaksa Mas nya untuk berangkat sembari
menurunkan barang-barang gua dari dalam bus dengan maksud untuk menggertak. Gua
sempat berpikir untuk balik ke pangkalan ojek yang gua lewatin sebelumnya,
tetapi Mas nya memperingatkan bahwa hanya bus ini lah satu-satunya angkutan
yang diijinkan untuk sampe keatas. Kehabisan pilihan, akhirnya gua mencoba nego
dengan mas nya berapa kira-kira biaya charter bus sampe keatas. Doi
menyebut 350 ribu tanpa berpikir panjang, dengan catatan si kakek tua yang
penduduk asli Bromo tetep membayar harga normal, yaitu 25 ribu rupiah.
FAAKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK #LAGI
Mentang-mentang gua kek cina, mo
diperass!!!
Jadi ceritanya, gua harus membayar kekurangan biaya
dari sisa seat yang kosong kalo memaksa untuk melanjutkan perjalanan, yaitu 12 seat dan masih ditambah dua seat yaitu,
gua dan Indi sendiri.
Setelah nego yang cukup alot dengan
mas-masnya pake sedikit emosi, akhirnya biaya charter bus dikurangi menjadi 200
ribu saja, tetep dengan catatan si kakek tua hanya membayar dengan harga
normal. Jadi gua dan indi cukup membayar 175 ribu saja,mayannnnn :p
Sticker di angkotnya,ngajak ribut :(
|
Setelah hampir 3 jam, gua stuck nih diterminal setan, akhirnya gua
melanjutkan perjalanan ke Cemoro Lawang.
BROMO,I'M COMING!
Perjalanan 1 jam lebih dari Probolinggo
hingga Cemoro Lawang, dihiasi dengan pemandangan yang luar biasa. Kanan kiri
dengan deretan pohon pinus, perkebunan warga yang tradisional, serta jalan yang
dikelilingi kabut tipis serasa menemani indahnya perjalanan gua.
Sampai Bromo, gua langsung menaruh
barang-barang gua, serta book untuk tour keesokan harinya. Dan gua juga baru sadar,
kalo buah-buahan yang kita petik secara membabi buta di Malang beserta
snek-snek laennya ketinggalan di bus,tapi yasudahlah,aku rapopo..
Untuk paket tur sendiri, gua dan Indi
sengaja memilih agak beda, yaitu memilih untuk menggunakan ojek, karena dengan
ojek kita bisa singgah ke beberapa spot yang tidak disinggahi dengan
jeep,seperti Sabana contohnya. Setelah selesai dengan urusan
booking-membooking, gua langsung menuju spot yang sangat keren abis untuk
menikmati sunset di sore hari, yaitu duduk disemacam teras gitu, dengan view
langsung kawah bromo. Walaupun agak berkabut, tapi gua tetep menikmati suasana
pedesaan khas pegunungan, sembari bersenda gurau sambil ngebakso bareng.
![]() |
Sayangnya agak gelap, lagi berkabut
soalnya :p
|
Keesokan harinya, gua bangun lebih awal karena emang semaleman gua
juga gak bisa tidur karena sangat excited tentang apa yang bakal mata gua liat
pada pagi harinya hanya. Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, kunci
travelling di tempat yang dingin, selain memakai perlengkapan yang memadai,
perut juga harus terisi penuh. Setelah menyantap sarapan seadanya selama bisa mengganjal perut, gua siap untuk memulai hari,yeay!
Tujuan pertama, gua langsung cuss ke
pananjakan 1,tempat paling favorit bagi wisatawan untuk melihat sunset. Biarpun
gua berangkat lebih awal, tapi tempat ini sudah ditelan oleh lautan manusia.
rame banget!
Agak susah nemuin spot yang bagus untuk
nangkep momen sunrise melalui kamera gua,karena hampir seluruh spot sudah diisi
oleh lautan manusia. Ketika matahari mulai menunjukkan cahaya nya dari ufuk
Timur, disitulah massa makin beringas untuk menemukan spot yang paling terkeren
menurut mereka, mana kebanyakan bule-bule lagi yang badannya jauh lebih gede
dari gua,jadi gua agak berjuang untuk mendapatkan spot yang terbaik buat poto.
Gua liat sekeliling orang-orang juga mengeluarkan kemampuan terbaiknya untuk
mendapatkan good capture, ada yang manjat pagar, ada yang gendongan ama
pacarnya, dan ada juga yang manjat tiang sutet..buahahahahhaha..kalo ini boong
deh :p
Beruntung, pagi itu cuaca cerah dan hanya
ada sedikit kabut, sehingga tidak menggangu penampakan terbitnya matahari, gua
berhasil menangkap beberapa momen sunrise, walaupun gak bagus-bagus amat
sih.....
| Sunrisenya... |
Dan
juga beberapa momen setelahnya....
| Hmmm.. |
Puas
foto-foto di pananjakan,selanjutnya gua ke kawah di areal gunungnya. Maen-maen
dengan kuda, foto-foto dikawah, serta maen-maen di candi areal gunung,juga
tidak luput dari injakan langkah gua, seperti yang terliat di foto bawah ini..
Nih si kuda-kudanya..
|
Nih si candinya..
|
Nih si kawahnya..
|
Setelahnya
dilanjutkan tujuan terakhir, dan yang paling gua excited juga, Padang Sabana
Teletubbies!
Sesampainya
disana, apa daya, harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Padang sabana yang
luas dan hijau yang biasa gua liat di film Teletubbies tidak terlihat seperti
apa sebenarnya. Rumput dan tumbuh-tumbuhan disekitar sabana telah lama kering
dan mati. Mas-masnya nya berkata sudah hampir lebih dari 3 bulan, kawasan Bromo
tidak diguyur hujan, karena memang lagi musim kemarau parah beberapa bulan
belakangan. Gua agak kecewa, tapi gua tetep meng-capture beberapa spot yang
menurut gua masih terlihat keren, walaupun dengan kekurangannya.
Sebelum
tour ini berakhir, mas-mas nya mengajak gua ke satu spot lagi. Setibanya di
spot tersebut, gua heran apa yang menarik dengan spot ini. Kebingungan gua
langsung sirna, setelah mas-mas nya menjelaskan bahwa spot ini dahulunya pernah
digunakan syuting untuk film nya si Dian Sasto,yaitu Pasir Berbisik,
woalahhhhhh kirain apaan. Setting dari spot ini menurut gua gak terlalu buruk
juga,dengan beberapa batu berdiri kokoh disekitarnya,masih baguslah buat
dipoto..
Walaupun kurang maksimal, tapi tetep
keren!
|
Karena
gua harus mengejar penerbangan ke Bali, melalui Surabaya,gua harus mengakhiri
tour Bromo lebih awal. Untuk turun kebawah, lagi-lagi gua harus menaiki bus
yang sama, dengan Mas-mas yang sama juga, Tetapi bedanya kali ini, gua gak
beradu urat dengan Mas-mas nya melainkan dengan rombongan bule-bule!
Jadi
ceritanya, bus sudah terisi dengan 11 orang (dari 15 seat available). Seperti
yang sudah diprediksi, karena bus belum penuh, mas-masnya memaksa menunggu bus
sampe penuh sedangkan gua udah targetin harus sampe Surabaya sebelum malem.
Setelah,gua berdiskusi dengan mas-mas plus rombongan bule-bule ini (hanya gua
dan si Indi yang Indonesia), akhirnya kita sepakat untuk membayar lebih ke
mas-masnya yaitu 35 ribu (dari harga biasa 25 ribu). Tetapi setelah disepakati
dan ready untuk berangkat, ada sepasang bule tiba-tiba menolak untuk membayar
lebih, dan langsung ngeluarin barang-barangnya dari bus, dan langsung cabut
gitu aja..
FAAKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK
Nih
bule maunya apa sihh?!?! Kere banget!!!
Akhirnya
molor lagi waktu keberangkatan, hampir setengah jam lebih, sembari mas-masnya
menunggu calon penumpang lainnya. Karena emang udah gak punya opsi laen,
akhirnya gua nego lagi dengan mas-mas plus bule-bule nya,dan akhirnya
disepakati ongkos nya menjadi 50 ribu untuk satu orang, jadi naek lagi
kan.......:)
Sejalan
dengan bus gua yang lambat melaju menuju peradaban, disitu jugalah trip keren
gua di Bromo berakhir, masih ada dua kota lagi yang bakal gua samperin Surabaya
dan Bali.
Lanjut bro ke part#2 nya (klik di link).
Lanjut bro ke part#2 nya (klik di link).
Let's endlessly explore yourself!
**special thanks untuk Indi, yang udah nemenin penulis trip kemana aja, mulai dari naik bus (pernah ampe 10 jam), pesawat, kapal, semoga terus menginspirasi :)
**special thanks untuk Indi, yang udah nemenin penulis trip kemana aja, mulai dari naik bus (pernah ampe 10 jam), pesawat, kapal, semoga terus menginspirasi :)
