Di bagian #2 ini,
sebenarnya gak terlalu banyak cerita yang bisa gua share disini, karena memang
ini merupakan pelengkap dari bagian satunya (baca BROMO#1). Edisi Bromo
sendiri,emang sengaja gua split jadi dua bagian, biar gak terlalu panjang untuk
pembaca, biarpun emang gak ada yang baca juga sih sebenarnya..hahahahahha..:'(
Okelah,gua lanjutkan
saja lah.......
| Masih belum bisa move on dari Bromo padahal :( |
Setibanya di Probolinggo, gua langsung mencari bus tujuan Surabaya. Di Surabaya, gua bakal singgah untuk sehari semalam, sebelum gua melanjutkan perjalanan gua ke Bali. Setelah mencari-mencari info di mbah gugel, ada dua provider bus ekonomi dari Probolinggo ke Surabaya atau sebaliknya, yang lumayan banyak direkomendasikan oleh netizen , yaitu Bus AKAS atau MILA.
Setelah bertanya pada
petugas terminal mengenai jam keberangkatan,serta membandingkan harga mana
yang lebih murah (tentunya :p), akhirnya gua lebih memilih bus MILA. Sebenarnya,
berbicara mengenai harga dan fasilitas, tidak ada yang perlu diperbandingkan
diantara dua provider bus ini. Dengan tarif yang sama, yaitu 25 ribu saja,
ber-AC dan jarak antar bangku yang ideal untuk penumpang,semuanya terlihat
sama. Schedule keberangkatan menjadi pembeda diantara keduanya, dan gua lebih
memilih bus MILA, karena memiliki waktu keberangkatan selanjutnya yang lebih
awal. Karena memiliki schedule keberangkatan yang fixed, jadinya gua gak harus
nunggu berjam-jam dan berantem ama mas-masnya dulu, seperti yang gua alamin pas mau
naik ke Bromo (baca BROMO#1).
SURABAYA, I'M COMING!
Sebenarnya ini kunjungan
kedua gua ke kota yang terkenal dengan patung sura dan buayanya ini. Kunjungan
pertama terjadi jauh waktu sebelumnya,yaitu sekitar 6 tahun yang lalu, ketika
gua plesiran ke kota ini untuk melepaskan kepenatan di sela waktu Kuliah
Praktek gua di kota Bojonegoro, kota yang berjarak sekitar 2 jam dari kota
Surabaya. Sebenarnya juga gak penat-penat banget sih saat itu, karena gak
ngapa-ngapain juga, eh..buahahahahahah...
Setelah sekitar 4 jam
dijalan, di suatu siang yang terik, akhirnya gua sampai juga di kota yang
crowded ini, yang menurut gua gak ada bedanya dengan Jakarta. Yap, Surabaya
adalah kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta, jadi tidak
mengherankan, kemacetan terjadi dimana-mana, polusi yang menusuk hidung dan
mata,potret-potret kemiskinan di sudut kota dan tentu saja kumpulan orang-orang
yang hijrah ke kota besar dengan pengharapan untuk mencari hidup yang lebih
baik.
Di Surabaya, karena
males kemana-mana karena macetnya gua gak tahan,akhirnya gua cuman nge-Mall aja
sambil ngeliatin taman Bungkul, taman yang katanya mendapat penghargaan sebagai
taman terbaik se-Asia versi PBB. Gua juga sempetin nonton bioskop, makan malam
dan beristirahat santai sembari menghabiskan waktu. Disini juga, gua gak banyak
capture moment, karena selain suasanya yang kota besar banget, yang standar
abiiss, juga karena gua harus save kapasitas memory card kamera gua yang udah
kepenuhan. Keknya gua harus beli memory card baru sebagai cadangan untuk
travelling selanjutnya #NoteToSelf.
Karena takut kebablasan
demi mengejar penerbangan paling pagi ke Bali, gua udah nyampe aja di Airport
Juanda selepas tengah malam. Gua juga bisa tiduran sambil selonjoran diatas
bangku ruang tunggu yang kosong,sedangkan barang-barang gua taro ditempat yang aman, sambil
si indi yang jagain, ehh, buahahahahahahhah :***
Bangun-bangun, airport
udah rame aja dengan mulai banyak orang yang berjejalan untuk check-in. Gua
buru-buru check in, biar bisa tidur lagi didalam, dan gua berharap
bangun-bangun bisa langsung di Bali :p
TAKE CARE, SURABAYA,
BALI, HERE I GO!