Dan liburan yang ditunggu pun akhirnya tiba, yeahhh \m/
Tak bisa dipungkiri semenjak film 5 cm yang
hits banget 3 tahun yang lalu, sangat mengobarkan semangat pemuda pemudi bangsa
kita untuk lebih mengeksplore tanah air sendiri. Gua sebenarnya agak heran juga
kenapa filmnya bisa booming banget gitu. Memang sih, setahu gua film 5 cm ini
film indonesia pertama dengan genre adventure drama,tapi menurut gua dari segi
cerita nya juga agak kurang dan terkesan biasa saja, walaupun jujur endingnya
gak ketebak ama gua.
Seperti halnya sebuah film yang diangkat
dari sebuah buku laris, banyak orang berpendapat bahwa film ini tidak seutuhnya
menggambarkan apa yang terdapat di buku nya. Awalnya gua pengen baca buku nya
dulu sebelum nonton biar ngerti, tapi takutnya masa tayang di bioskopnya keburu
kelar karena gua bacanya kelamaan,hahahahah.
Menonton filmnya sendiri,sangat memacu
adrenaline gua sop, apalagi pas scenenya pevita pake g-string, ampe sekarang
masih kebayang-kebayang sop, hahahahhaha. Gak dong, menonton film nya sendiri
membuat gua berdecak kagum, alamnya indah banget, gak ada duanya, keren, pecahh
dah \m/
Selain film 5 cm ini, eh ngomong-ngomong
gua masih bingung kenapa judulnya 5 cm dah, tapi kalo gua '20 cm' sop yang
pasti #IYKWIM, buahahahahahah.
Jadi yang pengen gua bilang adalah, selain
film ini, juga acara-acara travelling yang bertebaran di tiap TV nasional turut
memacu semangat anak-anak muda untuk berlomba-lomba bertravelling ria, baik
sendiri, dengan pacarnya, dengan bokapnya, dengan neneknya, suka-suka dia lah
sop, hidup hidup dia. Jamak gua temui di pantai dan gunung selama gua di
Indonesia, orang-orang pake baju MTMA (My Trip My Adventure), dari atas ampe
kebawah, luar biasaa sop fenomena ini.
Okelah,cukup dengan kalimat pembukanya
sop,saatnya kembali ke inti utama ceritanya, liburan gua, yang gua beri judul
"RINJANI KU SAYANG, RINJANI KU MALANG" hahahaha,krik
---END---
Sebenarnya gua termasuk salah satu anak
bangsa yang terpengaruh dengan kondisi diatas sop. Untuk itu, liburan kali ini
gua pengen capek sedikit,dan lebih mencoba sesuatu yang menantang, yaitu naik
gunung. Jaman kuliah, pernah sih naik gunung, for the fucking friendship's sake aja,
dan sekarang tentu saja semuanya berbeda, karena gua bakal ngelakuinya bareng si
Indi dan si Ipan (si adek), yang keduanya baru pertama kali naik gunung.
Dan kalo ditanyain orang, gua anak gunung
ato anak pantai, gua bakal jawab anak bokap nyokap. Gua anaknya seneng
maen-maen di alam terbuka, dan menurut gua sama ajalah intinya, sama-sama bikin
capek dan dekil,hahahaha.
Ada pertanyaan laen, yaitu kenapa gua lebih
memilih gunung Rinjani, kenapa gak gunung Semeru, gunung Sahari, ato gunung
yang laen, jawabannya cukup simpel sop. Karena gua bukan anak gunung atopun
pantai, maka Rinjani adalah jawaban yang tepat untuk segalanya. Selain karena gunungnya sendiri, tentu saja Lombok juga terkenal dengan keindahan pantai-pantainya. Bisa gua
bayangkan setelah capek naik gunung, gua bisa langsung ke Gili, ngeliat
bule-bule bikinian bertebaran sebagai pelepas lelah, buahahahahaha.
Untuk liburan kali ini, gua memulai langkah
gua dengan menanyakan kontek porter+guide ke beberapa teman gua (Revo dan Umam,
cheers bro) yang udah pernah naek Rinjani sebelumnya. Setelah Deal-deal-an
harga dan book tanggal dengan abang-abangnya, saatnya gua mempersiapkan fisik
biar kuat dan gak malu-maluin amat selama di atas. Selama di Saudi, karena
mustahil menurut gua untuk beraktifitas fisik dengan cuaca yang panas banget
ini (48-50C rata-rata), maka gua berikrar untuk berlatih fisik selama di
Indonesia saja, Tapi apa daya, ibarat pepatah, gajah mati, meninggalkan
gadingnya, bodo amat kalo gak nyambung,hahahaha, disaat bersamaan, Pekanbaru,
kota dimana gua berdomisili lagi mendapat musibah tahunan, yaitu asap akibat
pembakaran hutan, dan menghambat gua tentunya untuk beraktifitas diluar
ruangan. Kalo kayak begini ceritanya, yaudah gua pasrahin aja apa yang bakal
terjadi di gunung, kalo mati juga, gua ngarepnya kek soe-hok gie gitu, dibikinin
film malah ntar lebih bagus, hahahahaha.
Trip dimulai dari Bandar Udara
International Lombok. Dengan menumpang Damri, yang perorangnya hanya bayar 35 ribu,
kita di drop di Pantai Senggigi. Untuk menghemat waktu. kita hanya menghabiskan
waktu sebentar saja di pantai Senggigi untuk mengejar waktu sampai di Senaru
sebelum sore hari. Pendakian direncanakan dimulai dari Senaru, yaitu sebuah
desa di kaki gunung, dan berakhir di Sembalun 3 hari berselang. Selagi
menikmati pantai Senggigi yang biasa-biasa saja, gua juga sekaligus
mencari transport yang siap mengantarkan kita ke Senaru. Setelah bernego ria dengan
beberapa driver, akhirnya gua memilih driver yang memasang tarif lebih murah
50 ribu dibanding driver yang laen, lumayan kalo gua pikir, bisa untuk beli
snek selama diatas.
Pantai Senggigi
|
Selama di perjalanan, kita disuguhkan pemandangan yang indah, yang tiada taranya, yang wow, dan sempet stop beberapa kali, untuk mengabadikan pemandangan yang indah ini, walaupun gua juga gak minta sebenarnya, karena bawaan udah pengen cepet sampe aja. Sebelum sampai ke Senarunya, kita sempetin makan siang di Rinjani Lodge, satu-satunya restoran yang paling kece di kaki gunung.
Hoahmm
|
| Hoahmm lagi |
Biasa aja sih, ya tapi bolehlah
|
Setelah menikmati makan siang pake nasi ama ayam nya yang udah dingin dan biasa saja, sembari ditemani hutan hujan tropis ama bule gak jelas yang lagi bikinian di kolam renang padahal cuaca lagi dingin banget, gua akhirnya pun melanjutkan perjalanan ke tujuan akhir.
Sesampainya di Senaru, gua langsung mencari penginapan. Si driver nya sempet merekomendasikan beberapa tempat, tapi gua menolak secara halus, karena gua pengen nyari sendiri penginapan yang sesuai dengan kita dan harus masuk sesuai budget gua. Prinsip gua, harga berapa aja gak masalah, asalkan murah, hahahaha. Akhirnya gua memilih satu penginapan yang lumayan bersih dan gede, cukup untuk menampung barang-barang bawaan kita.
Homestay nya dari luar sop, nama nya
Bukit Senaru
|
Setelah mendrop beberapa barang bawaan, pemilik penginapan
menawarkan jasa untuk tour ke dua buah air terjun di sekitar kaki
gunung, dengan abang-abangnya sendiri yang akan bertindak sebagai guide nya. Gua langsung terkejut setengah hidup, abang-abangnya bilang setiap
orang bakal dikenakan 100 ribu rupiah, faakkkk, mau naik Haji abangnya nih, kenapa
gak jadi tukang bubur aja lu?!
Setelah lagi-lagi menolak secara halus
penawaran abangnya, karena jujur sop, orang sini serem-serem mukanya, kek mau
makan orang,hahahaha, tapi baik-baik sebenarnya loh sop, gua langsung saja
keluar penginapan bareng si Indi dan si Ipan, dan pergi sendiri dengan sotoy
nya kearah bawah dengan insting hewani gua. Setelah berjalan beberapa meter,
bener saja gua menemui plang yang menandakan masuk ke areal wisata air
terjun.
Terus berjalan, dan gua menemui pos jaga
yang kosong, "Wah mayan nihh, masuk nya ternyata gratis, abang-abangnya
lagi gak ada" pikir gua. Setelah hanya beberapa langkah saja masuk, kita
diteriakin dari belakang ama abang-abangnya, "Woy maling-maling" kemudian gua ditangkap warga, digebukin,terus mati, end, hahahaha. Gak sop jadi kita diminta untuk mendaftar dan membayar biaya masuk perorangnya hanya
5000 ribu rupiah saja, dan pada saat itu juga, gua menghela nafas diiringi
dengan sujud syukur, karena gak jadi ketipu ama abang-abang penjaga homestay. Karena
kita masuk udah lumayan sore dan tanpa guide, abang-abangnya mengingatkan kita
untuk tidak berlama-lama di air terjunnya, takutnya keburu malam dan dia juga
memberikan nomornya ke kita untuk jaga-jaga kalo misalnya ada apa-apa terjadi.
Turun ke bawah, gua harus menuruni anak
tangga yang berjumlah 2945723 buah, ya pokoknya banyak deh sop, gak usah
dihitungin, dan butuh waktu sekitar 20 menitan untuk sampai ke air terjun
pertama, yang bernama Sendang Gile. Langsung liat poto dibawah aja sop.
Gedenyaa
|
Karena waktu yang terbatas, kita hanya poto-poto bentar aja,dan kemudian melanjutkan perjalanan kita ke air terjun yang laennya, yang terletak cukup berdekatan, yaitu Tiu Relep, eh salah sop Tiu Kelep maksudnya. Untuk sampai ke air terjun kedua ini, kita tidak harus naik turun anak tangga lagi sop, tapi cukup dengan trekking di jalan tanah datar dan beberapa kali melewati jembatan kecil.
Salah satunya sop
|
Walaupun diluar perkiraan gua karena jarak antara air terjun nya jauh banget dan cukup melelahkan pastinya, tapi gua tetep ambil sisi positifnya sop,lumayan sebagai pemanasan sebelum naik gunung sebenarnya. Setelah bertrekking ria selama setengah jam,akhirnya sampai juga ke air terjun kedua, Tiu Kelep. Nah di air terjun yang ini, lebih gede, dan ame dibanding sebelumnya. Dan lagi-lagi gua nemuin ada aja bule bikinian di tempat sedingin gini, gak tahan melihatnya, langsung aja gua suruh doi pake bajunya. Gua nyuruh temennya aja yang bikinian karena lebih gedean, buahahahahah.
Hmmm
|
| Hmmm lagi |
Di air terjun ini kita,lagi-lagi kita hanya sekedar untuk
poto-poto bentar, karena jam udah menunjukkan pukul setengah enam, dan hari
sudah mulai gelap. Total waktu yang dibutuhkan sekitar 40 menitan untuk sampe
keatas lagi, dan hari juga mulai gerimis. Bak dikejar anjing menggongong
kafilah berlalu, gua berusaha jalan secepat mungkin, tapi sebagai pacar yang
baik, gua juga harus nungguin si Indi, yang kalo jalan kek si gary, siput
spongebob,hahahaha :*
Akhirnya kita sampe juga di atas, dan gua
melihat dari jauh abangnya telah menunggu kedatangan kita dari warung doi yang
terletak diseberang pos jaga. Bak film india, dimana Inspektur Vijay selalu
datang belakangan ketika penjahatnya udah pada kalah duluan, hujan pun turun
dengan lebat nya ketika kita sudah sampe diatas. Kita pun berlarian ke warung
abang nya sekedar untuk berteduh dan berbincang hangat tentang perjalanan esok
hari.
Selesailah perjalanan pembuka gua selama
di Rinjani, air terjun yang indah dan masih asri, tapi sayang hanya sekejap ku
menikmatimu, halahh.
Selanjutnya, apa yang bakal terjadi di
gunung?
Bakal kuatkah gua meneruskan perjalanan
ini?
Apa bener gua ampe minta digendongin ama
abang-abang guidenya?
Nah, di postingan berikutnya bakal gua kasih tau semuanya sop.
Tapi...
50 view dulu dooooongg sop ya, baru gua terusin~
When I'm excited over something, i can't even think over the fear i'm gonna challenge
- Rian