Friday, January 6, 2017

TULISAN NGAWUR HARI INI

Anak Onta Kutub, sebelum nya, gua mo mengucapkan selamat tahun baru Masehi 2017 dan tahun baru Hijriah 1438! Wohooo....

"Woy yan, tahun baru Hijriah mah udah lewat 3 bulan yang lalu,telat lu njing"

"Santai lo salep panu, mending terlambat daripada tidak sama sekali"


Ya begitulah sop, untuk mengimbangi pengaruh kapitalis barat di dalam diri gua, gua 
rasa perlu juga untuk mengucapkan selamat tahun baru Hijriah ini, biar terkesan lebih Islami gitu sop.....walaupun telat sih emang.....3 bulan.....doang....

Ngomong-ngomong tentang tahun baru, seperti yang udah gua bilang di post-an sebelum nya (Lupa yang mana, buka aja atu-atu sop :p), disini baik tahun baru Hijriah ataupun Masehi, gak ada itu acara-acara sop, pawai, kembang api, bakar-bakar; rumah, obat nyamuk, semuanya berjalan normal-normal saja, seakan-akan tidak terjadi apa-apa sop. 

Oh iya sop, per Oktober tahun 2016 juga, bertepatan dengan tahun baru Hijriah 1438, dengan ini Saudi mulai berangsur meninggalkan penggunaan kalender Hijriah dan beralih ke kalender Masehi, terutama untuk masalah Perbankan. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari paket penghematan anggaran yang sedang dilakukan oleh Pemerintah Saudi terkait terus merosotnya harga minyak dunia (Sumber ; Arab news).

Efeknya apa sop?

Pertama patut dipahami dulu kalo kalender Hijriah memiliki jumlah hari lebih sedikit dibanding kalender Masehi, dan hanya digunakan pada ruang lingkup pemerintahan saja sop. Dengan diterapkannya kalender Masehi ini, otomatis PNS disana akan menerima gaji dan jumlah hari libur tahunan yang lebih sedikit dari sebelumnya.

Pergantian kalender ini terkesan menandakan kalo Saudi terlihat semakin kapitalis dan kebarat-baratan (Biarpun Saudi sangat jelas Amrik sekali), tetapi untung aja di Saudi ini udah bukan pada levelnya lagi untuk mengkafir-kafirkan, berdrama-drama untuk hal-hal beginian sop. Bisa dibayangkan kalo misalnya hal ini terjadi di Negeri gua sop, perang status di fesbuker, dahsyat, inbox bakal tidak terelakkan. Kita akan melihat kata-kata semisal, "Kalender haram!", "Kalender nya produk kafir!", "Kalender nya harusnya Tamara lagi bikinian nih!" dan lain-lain yang bertebaran di homepage sosmed kita, yang kemudian dengan kecepatan cahaya lampu petromak, bakal di share oleh orang-orang...an sawah..

Masih seputar tahun baru, kemudian bertanyalah gua kepada teman kubikal gua, kebetulan doi orang Mesir. Gua bertanya lu ngapain aja tahun baru kemaren, pertanyaan yang terkesan basa basi bullshit sekali, karena gua tahu betul, kita berduaan cuman kerja (Kebetulan gua lagi shift malam) sambil maen hape sesekali ketika pergantian tahun sop.

Doi bilang biasanya di Mesir, doi bilang bakal party like crazy sekeluarga besar, dengan tradisi Arab tentunya, seraya berkata, "We Arabs, are really good at partying you know", kemudian doi menambahkan "Especially Egyptian", dengan senyuman simpul diakhir, menandakan dan menegaskan kalo "Negara lu pasti gak ada apa-apanya kalo soal party-party-an". Di poin ini doi ada benarnya sih sop, sekedar untuk bakar jagung dan ikan untuk tahun baru aja, ribet sop, apalagi sampe party.

Tetapi tidak dipungkiri emang sih, orang-orang Arab mana aja,terutama Timur Tengah, kalo berpesta sop, lebay bangetzzz.

Ngabisinnya bisa setahun nih sop (Sumber ; Google)
Dengan semakin liberalnya, kebarat-baratannya Negara-negara Arab (Atau Timur Tengah), dimana UAE dan Qatar sebagai pentolan nya, penting untuk Saudi tetap menjaga jarak terhadap hal-hal demikian. Didukung dengan fakta bahwa dua kota suci untuk Umat Islam, yaitu Mekkah dan Madinah, terletak di Negara ini, maka sudah cukup menjadi alasan untuk tetap mempertahankan bagaimana cara Negara ini untuk "Bernegara" sop. 

Kembali ke Tanah Air, beberapa bulan ini sangat menarik untuk mengikuti perkembangan politik di Negeri ini. Sebagai Negara Demokrasi, yang bisa dibilang terhitung "baru", tentulah gua juga termasuk orang yang menggemari ngomongin begini-beginian, tanpa mengenal tempat dan waktu. Kalo bisa gua bilang, saingan kita untuk ngomongin hal-hal beginian adalah Filipina. Dimana-mana mereka ngomongin nya selalu Duterte mulu, di Angkot, di Warkop, di Angkringan, di Empang. 

Ketika Jokowi berkunjung ke Filipina dan gua juga kebetulan lagi di Filipina .......town sini sop, beberapa orang Pinoy yang mengenali gua orang Indonesia, dari bahasa nya tentunya, langsung mengajak ngobrol seputar pertemuan antara Presiden Duterte dan Jokowi. Mulai ngomong deh nih Pinoy gak kelar-kelar, akhiran nya doi bilang pernah masuk penjara, yaudah deh gua kasih duit se-riyal sop, biar cepet pergi.

Suatu hari gua bertanya pada teman Saudi gua sop, dimana kita lagi duaan bikin teh di pantry gitu, tentang suasana perpolitikan disini. Kemudian doi pun bercerita panjang lebar, yang intinya tidak bisa sembarangan berbicara tentang politik beginian di jalan ato tempat umum sop, bahkan mengucapkan nama Raja sekalipun. Kalo mengucapkan nama Raja aja udah susah, apalagi mengkritisi kebijakannya sop? Doi pun bilang ya beginilah Negara Arab, tidak mengenal apa itu demokrasi dan akan selalu begini selamanya.

Kemudian terefleksi lah semua pemimpin Negara Arab yang gua tahu dari dulu sampe sekarang. Dunia mengenal Gaddafi, Saddam Husein, Hosni Mobarak, dan sekarang yang lagi "Hot" yaitu Bashar, yang semua nya terkenal bertangan besi. Ya beginilah Arab. Mau gimana lagi? Wong emang begitu cara maennya. Ngerti gak lu anak kuda? dan gua pahami sekarang, itulah yang sedang dilakukan oleh Bashar untuk mengusir pengacau yang sedang bermain di Negara nya.

Indonesia sendiri pun sempat dipimpin dengan pemimpin bertangan besi sop, dan mungkin kita akan terus dipimpin oleh doi sampai sekarang dengan dua kondisi ; Satu, doi masih hidup, Dua, tidak pernah ada krismon 97-98. Kalo doi meninggal pun, dengan skenario ini, mungkin sekarang yang jadi Presiden adalah anak doi.

Sebagai penggemar politik musiman, yang mungkin akan berakhir sebentar lagi, dan season berikutnya juga masih lama (Baca; Pilpres 2019), mengikuti setiap berita, sampai ke hal-hal bodoh yang kecil pun, tentu sangatlah menarik sop. Kenapa gua bilang season berikutnya? ya karena ketika Pilkada telah usai dan lu masih nyebut-nyebutin yang lalu lalu, apalagi jagoan lu kalah, yaaaa lu namanya barisan sakit hati dong sop, gak mupon, kata Ningsih -Cabe-cabean jembatan fly over Pasar Rebo ketika merelakan Roy, 'pasangannya' lebih memilih Sri dibanding diri nya-. Dan saking fokus nya tiap hari gua cuman ngikutin berita-berita politik doang, sampe Miyabi ke Bali aja gua gak tahu sop!!!. 

Ike ike...............kimochi............

Yaudah segitu aja postingan gua di awal tahun sop, semoga suka dan berkenan untuk share blog ini ke siapa pun sop.


0 Komen:

Post a Comment