Monday, September 30, 2013

REKAM JEJAK

Tepat dua minggu yang lalu, merupakan momen paling mengharukan dalam hidup gua. Ini adalah untuk pertama kalinya, gua mempunyai kamera sendiri. Sebuah perangkat yang selalu gua idam-idamkan dari dulu, tetapi tentunya membelinya setelah menunggu gajian dari kantor :p. 

Setelah memilah-milah merk dan jenis apa kamera yang ingin gua beli, akhirnya gua memutuskan untuk membeli kamera merk Sony Nex 5N. Kamera ini merupakan kamera mirrorless, yaitu sebuah kamera yang berbentuk kamera pocket biasa, tetapi memiliki kemampuan setara dengan kamera SLR.


Ini kameranya,mantap!

Ada alasan kenapa gua berkata sebelumnya bahwa ini adalah momen istimewa di dalam hidup gua. Keinginan ini didasari atas keperluan gua yang membutuhkan sebuah perangkat untuk menyimpan semua kepingan memori yang berharga di dalam hidup gua dalam bentuk yang compact dan tersusun rapi, yang tentu saja lebih baik daripada menyimpan semua file foto gua di facebook Gua sudah melakukan banyak kegiatan travelling, mulai dari mengunjungi Vatican di Roma sampai indahnya jejeran candi di Dieng. 

Tetapi banyak dari momen itu tidak terdokumentasikan dengan baik, ntah itu hanya sekedar jeprat jepret saja menggunakan kamera handphone yang standart atau pun file nya turut hilang bersama dengan handphone nya yang hilang di maling. Sebelumnya, ketika gua mengunjungi tempat-tempat tersebut, gua tidak terlalu berpikir bahwa mengabadikan sebuah momen merupakan hal yang terpenting ketika travelling. Ketika travelling, gua cenderung lebih fokus menatapkan indera penglihatan gua ke object yang luar biasa indahnya daripada sekedar menghabiskan waktu gua untuk jeprat-jepret.


Salah satu foto gua di Amsterdam make hape, not so good :(

Tetapi semua mindset itu berubah, ketika suatu hari, gua kangen dengan indah nya negara Italia, negara yang pernah gua kunjungin tepat setahun yang lalu. Agak susah bagi gua mengingat memori-memori indah tersebut, seperti memakan pizza yang lembut di pinggirannya, kota Milan yang indah dengan rapinya taman-taman kota, bahkan gua juga tidak mampu mengingat wajah seorang kakek nenek yang berbaik hati yang rela membantu gua mencari penginapan ditengah dinginnya malam kota Bergamo. 

Dan juga pengalaman gua bersama pacar, si indi, yang at least sudah melakukan backpacking 2 kali, juga tidak terdokumentasikan dengan baik, sebuah pengalaman yang mungkin akan kita kenang tentunya, sebelum gua berangkat ke Saudi.

Gua sadar daya ingat gua akan sebuah memori memiliki limitasi seiring dengan bertambahnya usia dan jauhnya jangakauan waktu terhadap memori tersebut. Atas dasar itulah gua memutuskan untuk membeli sebuah kamera, sehingga gua harap, semua memori indah tersebut tetap awet tidak lekang dimakan waktu.

Semoga dengan kamera ini, gua mampu menangkap momen-momen baik maupun buruk dalam hidup gua kedepannya.



0 Komen:

Post a Comment